Sini, Nak! Siapa nama-mu?
Sapa orang tua-mu? Sudah sekolahkah?
Ini recehan. Belilah bonbon
Aku teriris
Mengapa kau lari ke jalanan
Jadi kau kuntil anak, jadi hantu cilik
Jadi lirik yang getir dalam puisiku
Mengapa kau menolak bapak
Mengapa kau menuding ibu
Mengapa kau menghardik aku
Mengapa hari bermandi janji
Mengapa hati turun-naik
Mengapa uang bawa kuasa
Mengapa kuasa bawa congkak
Mengapa Papua berambut ikal
Mengapa Mongol bermata senja
Sini, Nak!
Mengapa kau betah di jalanan?
Jakarta, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar