Minggu, 05 April 2015

Tentang Eklektika

Kepada Karintania Maharani yang Agung 
Akan kuulang-ulang ini pernyataan, sambil menggenggam jemari-mu: AKU tidak membutuhkan interpretasi Pancasila versi politikus. Karena AKU telah siap moksa, menyatu dengan keheningan.
Tetapi AKU sangat menginginkan segera bersanding dengan-mu, membawakan-mu tujuh musim pancaroba, kapal pesiar, kertas kosong berikut penanya. AKU akan mendampingi-mu berpesiar ke kota-kota terindah, guna mengabadikan mahakarya para arsitek, dan merekam seluruh senyuman tulus ke dalam puisi. AKU akan menjadi ayah teladan bagi anak-anak batin yang kau lahirkan. Karin, AKU yang terbaik untuk-mu, dan tidak usah menghiraukan pidato demagogis kaum agony.
Para pengkhayal akan binasa dan tercela, karena hanya berjanji semasa kampanye. Itulah maklumat yang tersurat dalam kitab Taurat. Bukalah jendela hati-mu seluas Kalam Ilahi, supaya AKU tidak menjadi pengingkar. AKU mempersiapkan doa untuk bertamu ke ruang batin-mu. AKU ingin kau selalu bahagia dan mengulurkan senyum termulai. Untuk itulah kudirikan sekolah, kubentuk koperasi rempahrempah, kuterbitkan majalah, agar dapat menopang dan memayungi-mu dari hujan yang memedihkan.Adakalanya manusia berikut perangainya, amat barbar melontarkan kedengkian, menukik seperti hujan panah di Kurusetra. Kekasih, hanya untuk-mu AKU bersedia ikut wajib militer. Dada dan doa-doaku akan menjadi tameng bagi-mu.
Karin, kau bisa sangat tidak percaya pada janjijanjiku. Bisa menyalakan atau memadamkan lilin di kamar-mu, kapan pun kau menghendakinya. Bisa memutar arah kipas angin, bahkan bisa meledakkan matahari sekalipun. Tetapi kau tidak akan pernah bisa melarangku untuk mencintai-mu.
Bandung, 2014 

Catatan

* Agony: Para dewa yang berdebat di langit tentang bagaimana harus memadamkan api yang kebakaran. Mereka terus saja berdebat, tidak melakukan aksi, sementara bumi terus saja terbakar dan sudah hampir gosong. Dengan kata lain, Agony adalah dewa yang gemar berjanji.

** Pernah tersiar di surat kabar "Media Indonesia" pada 1 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar