Eksperimentasi
semestinya tidak jalan di tempat, juga dalam ber-sastra. Berhenti eksperimen
niscaya melahirkan kejumudan sikap, stagnasi ide, dan mandek kreativitas.
Sesunggunya berbagai eksperimen banyak yang sudah dilakukan, semisal menulis
puisi secara berantai. Namun menindaklanjuti hasil eksperimen tersebut dengan
dilakukan editing atau revisi yang serius, lalu dipublikasikan ke koran atau
diterbitkan dalam bentuk buku, itu yang sangat jarang, malah bisa dikatakan
belum ada puisi hasil kerja kolektif. Apa salahnya kami mencoba.
ASaS UPI*
RENUNGAN MALAM 1
Aku teringat
kau Litaniar
sekuntum mawar yang senantiasa mekar
sepeti fajar, hari demi hari
rinduku menderu
sekuntum mawar yang senantiasa mekar
sepeti fajar, hari demi hari
rinduku menderu
seperti kaum
barbar
memangsa orang
masa lalumu
Di sini
di kedai sunyi ini
aku memikirkan cara terbaik
untuk membunuh kenanganku
O Litaniar! Kekasih dalam kesunyianku
mawar hitam yang merambati hari-hariku
ingin kucabut tangkaimu dari dadaku
dengan tangan berdarah
Karena aku seperti Yesus itu
memanggul salib dari Cicalengka ke Ledeng.
memangsa orang
masa lalumu
Di sini
di kedai sunyi ini
aku memikirkan cara terbaik
untuk membunuh kenanganku
O Litaniar! Kekasih dalam kesunyianku
mawar hitam yang merambati hari-hariku
ingin kucabut tangkaimu dari dadaku
dengan tangan berdarah
Karena aku seperti Yesus itu
memanggul salib dari Cicalengka ke Ledeng.
2015
*ASaS UPI
adalah represanti dari Doddi Ahmad Fauii, Fajar M. Fitrah, Adhimas Muhammad,
Zulkifli Sonyanan, Mustafa Reza, dan Zulfa Nasrullah.
ASaS UPI 2*
RENUNGAN MALAM 2
Di ledeng
tiba-tiba udara menerbangkanku ke Leiden
di punggung Desember
tiba-tiba udara menerbangkanku ke Leiden
di punggung Desember
Dalam
renungan ini
nasibku seperti
lekuk-lekuk di dadamu
penuh keringat
nasibku seperti
lekuk-lekuk di dadamu
penuh keringat
Aku ingat
pertamakali tiba di tempat ini
kau berikanku seikat gandum
dan bibir yang ranum
pelan-pelan kucuri rautmu yang bergetar
kau berikanku seikat gandum
dan bibir yang ranum
pelan-pelan kucuri rautmu yang bergetar
Audry,
catatlah ini
bukan sebagai surat atau sajak
yang akan mengingatkanmu pada seseorang
tapi pada sebuah negeri dalam diriku
yang terjajah abadi
bukan sebagai surat atau sajak
yang akan mengingatkanmu pada seseorang
tapi pada sebuah negeri dalam diriku
yang terjajah abadi
2015
*ASaS UPI
adalah represanti dari Doddi Ahmad Fauji, Fajar M. Fitrah, Fuad Jauharudin, Rangga Abdul Azis, Adhimas Muhammad, Zulkifli Songyanan, Mustafa
Reza, dan Aden Maruf.
ASaS UPI 2*
RENUNGAN MALAM 3
Meidina, dari nanar tatapmu
lantunan sopran itu bergetar
seperti pagoda di Myanmar
lantunan sopran itu bergetar
seperti pagoda di Myanmar
Sekhusuk biksu
apalagi yang lebih sunyi
dari sebotol anggur dalam kulkas
apalagi yang lebih sunyi
dari sebotol anggur dalam kulkas
aku putuskan
menjadi seorang Mon
yang menziarahi 3000 kuburan
di dadamu
menjadi seorang Mon
yang menziarahi 3000 kuburan
di dadamu
dari kibasan rambutmu
demonstran-demonstran mati bangkit kembali
menjelma gagak-gagak purba
demonstran-demonstran mati bangkit kembali
menjelma gagak-gagak purba
bersama skop dan dendam yang berkarat
aku pun berjalan,
hanyut dalam suara flute menuju maut
aku pun berjalan,
hanyut dalam suara flute menuju maut
Meidina, ingin kureguk secawan anggur cinta kita,
menyala-nyala
menyala-nyala
Di Myanmar, matahari telah kalis
tapi lantunan sopranmu kekal
dalam kidung yang digubah
seorang biksu
tapi lantunan sopranmu kekal
dalam kidung yang digubah
seorang biksu
2015
ASaS UPI 2*
RENUNGAN MALAM 4
Ya Maharani
Hyang Agung
demi kumbang-kumbang
yang tak dapat membedakan
mana kembang rose dan kembang senyummu
demi kumbang-kumbang
yang tak dapat membedakan
mana kembang rose dan kembang senyummu
aku bersaksi
tiada yang lebih dinanti
selain bedug maghrib
dan matamu yang kerap
menuntaskan dahaga
tiada yang lebih dinanti
selain bedug maghrib
dan matamu yang kerap
menuntaskan dahaga
dalam
bermiliyar dzikir
pada setiap hasta syahadat
ketika langit menarik kembali
pelita yang pernah dilahirkannya
tapi cai tak pernah mahi
sebagai wudhu tubuhku
pada setiap hasta syahadat
ketika langit menarik kembali
pelita yang pernah dilahirkannya
tapi cai tak pernah mahi
sebagai wudhu tubuhku
Ya Maharani,
seperti Neng Li
matamu adalah kiblat
bagi seorang penyair kasmaran
orbit seluruh galaksi
dan merdu seluruh nyanyi
matamu adalah kiblat
bagi seorang penyair kasmaran
orbit seluruh galaksi
dan merdu seluruh nyanyi
Pada tiap
puncak malam
doa lembut ini selalu kuucapkan
berbahagialah maharani!
doa lembut ini selalu kuucapkan
berbahagialah maharani!
2015
*ASaS UPI
adalah represanti dari Doddi Ahmad Fauji, Fajar M. Fitrah, Fuad
Jauharudin, Rangga Abdul Azis, Adhimas Muhammad, Zulkifli Songyanan, Mustafa
Reza, dan Aden Maruf.
ASaS UPI 2*
RENUNGAN MALAM 5
Di sebabkan
oleh
keharusaan sahur
dengan berat hati
kau bangkitkan seluruh lelaki
dari mimpinya yang kering
keharusaan sahur
dengan berat hati
kau bangkitkan seluruh lelaki
dari mimpinya yang kering
Disebabkan
oleh
desak imsak
selepas kau tanak
beberapa harap
yang kita titip
pada bulir-bulir padi
pada kembang-kembang melati
Hilda, di sini bulan sabit
merangkak purnama
pasti sampai, juga harap
yang kau masak di wajan hatiku
untuk sahur tiap ramadhan
desak imsak
selepas kau tanak
beberapa harap
yang kita titip
pada bulir-bulir padi
pada kembang-kembang melati
Hilda, di sini bulan sabit
merangkak purnama
pasti sampai, juga harap
yang kau masak di wajan hatiku
untuk sahur tiap ramadhan
2015
*ASaS UPI
adalah represanti dari Doddi Ahmad Fauji, Fajar M. Fitrah, Fuad
Jauharudin, Rangga Abdul Azis, Adhimas Muhammad, Zulkifli Songyanan, Mustafa
Reza, dan Aden Maruf.
ASaS UPI
adalah singkatan dari Arena Studi Apresiasi Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung. Sebagai UKM, AAaS didirikan pada 12 Januari 1991 di UPI oleh beberapa
sastrawan, kala itu masih calon sastrawan, antara lain almarhum Wan Awar, Doddi
Ahmad Fauji, Deden A. Azis, Nenden Lilis A. Dari waktu ke waktu, ASaS telah mengkader beberapa
penulis sastra yang berkiprah secara nasional seperti Doddi Ahmad Fauji, Faisal
Syahreza, Edwar Maulana, Nenden Lilis A, Deden A. Azis, Frans Ekodhanto, dll.